BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan
bagian kehidupan manusia. Setiap manusia pernah dan mengalaminya, meskipun
kadar penderitaan, rasa sakit, dan siksaan itu tidak sama.
Neraka identik dengan dosa. Dosa adalah
perbuatan yang tidak dikehendaki Tuhan. Mereka yang berbuat dosa akan mendapat
siksaan dari Tuhan. Siksaan itu mungkin diperoleh ketika orang itu masih hidup
atau sudah mati. Semua itu pernah dan tentu akan dialami oleh manusia. Namun
kita sebagai manusia harus berusaha mengurangi penderitaan itu sekecil mungkin,
atau bahkan kalau dapat berusaha menghindarinya sama sekali.
Penderitaan, rasa sakit, siksaan, dan
‘’neraka’’ tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua itu dapat
menimbulkan daya kreatifitas baik pada si penderia (yang mengalami) maupun
orang yang menyaksikan. Daya kreatifitas untuk menciptakan hasil budaya sesuai
dengan bakat dan kemampuannya.
Oleh karena itu banyak hasil seni: seni
sastra, seni tari, seni musik, seni film, dll, yang melukiskan penderitaan,
rasa sakit, siksaan, dan neraka. Hasil seni seperti itu wajib dipelajari oleh
para mahasiswa sebagai calon sarjana, agar mereka mempunyai wawasan seni budaya
yang luas yang dapat memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan, dan
penalarannya dibidang seni budaya yang dihadapai setiap hari.
Suatu iklan berbunyi ‘’kasih sayang ibu,
rintihan anak adalah penderitaan’’. Ada lagi ucapan yang berbunyi ‘’cinta itu
indah’’. Maka jelas bagi kita, bahwa kasih sayang, keindahan, dan penderitaan
mempunyai hubungan yang erat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian penderitaan?
2. Apa saja bentuk penderitaan?
3. Apa saja penyebab terjadinya penderitaan?
4. Apa pengaruh penderitaan bagi kehidupan manusia?
5. Apa hubungan antara penderitaan, media, dan seniman?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian penderitaan.
2. Untuk mengetahui bentuk penderitaan.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penderitaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh penderitaan bagi kehidpan manusia.
5. Untuk mengetahui hubungan antara penderitaan, media, dan seniman.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
Sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung. Penderitaan
menanggung atau merasakan sesuatu lahir ataupun batin,penderitaan termasuk
realita dunia dan manusia,
intesitas penderitaan bertingkat-tingkat ada yang berat ada juga yang
ringan namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu
penderitaan,suatu pristiwa yang di anggap penderitaan seseorang belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain dapat pula suatu penderitaan menimbulkan energi
untuk bangkit bagi seseorang atau sebagai langkah seseorang untuk mencapai
kenikmatan dan kebahagiaan
Penderitaan akan dialami oleh semua orang hal itu sudah merupakan resiko
hidup,berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan banyak macam kasus
dalam liku-liku kehidupan manusia,seperti penderitan fisik ataupun
nonfisik,penderitan timbul karena perbuatan kita sendiri atau sesama manusia
penderitaan ini kadang di sebut nasib buruk.Nasib buruk ini dapat di perbaiki
manusia supaya menjadi baik dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki
nasibnya perbedaan nasib buruk dan takdir tuhan yang menentukan sedangkan nasib
buruk ituh manusia penyebabnya,karena perbuatan buruk sesama manusia maka
manusia lain menjadi menderita.Selain ituh juga perbuatan buruk manusia
terhadap linkunganya juga menyebabkan penderitaan manusia,tetapi manusia tidak
menyadari hal ini mungkin karena kesadaraan ituh baru timbul setelah musibah
yang membuat manusia menderita terjadi seperti musibah banjir,tanah logsor dan
pembakaran hutan atau penebangan liar di hutan.adapun selain ituh manusia
mengalami penderitaan karena penyakit,siksaan/ajab tuhan.Namun
kesabaran,tawakal dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan semacam ini yang di alami oleh manusia
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh yang
bermacam-macam dan sikap dalm dirinya.Sikap yang timbul dapat beru[a sikap
positf atau negatif.Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak berbahagia
sikap kecewa,tidak bahagia,putus asa ingin bunuh diri.Sebaliknya sikap positif
menimbulkan mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan rangkaian penderitan
melainkan perjuangan utuk membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu
hanyalah bagian dari kehidupan. Intinya dalam kehidupan
pasti ada penderitaan yang di alami oleh karena ituh tergantungkita untuk
mesikapi agar penderitaan terlihat lebih indah.
2.2.
Bentuk-bentuk Penderitaan
a. Siksaan
Siksaan yang sifatnya psikis,misalnya:Siksaan dapat
diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan
jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia
di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki,
memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya seperti yang
dijelaskan pada ayat 40 surat Al Ankabut.
Siksaan yang
dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di
berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengan
judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban. Dengan demikian
jelaslah disatu pihak kasus kiksaan, pemerkosaan, perampukan, pembunuhan dan
lain-lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose berita-berita
seperti itu, korban itu cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi.
Siksaan yang
sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh
seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan
diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau
tidak. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak
menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang
lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu
berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil
suatu keputusan, sehingga akan cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami oleh
seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia
dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami pleh petapa atau biarawan yang tinggalnya
ditempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang
dapat dialami seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu capat
diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
Ketakutan merupakan
bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa
takut ini dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai
phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut
pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Sebab ketakutan merupakan hal
yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang ketakutan antara
lain:
a)
Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia
adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan
seseorang berada di tempat terbuka.
b) Gamang
Merupakan
ketakutan bila seseorang ditempat tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut
akibat berada di tempat yang tinggi.
c) Kegelapan
Merupakan suatu
ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya
dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatau yang ditakuti, misalnya hantu
atau pencuri.
d) Pencuri
Merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang
takut diinjeksi sudah teriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam
tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan
kesakitan.
e) Kegagalan
Merupakan
ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dilakukan
mengalami kegagalan.
b. Rasa sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat
menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia.
Kaya-miskin, besar kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat
menhindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan
rangkaian yang satu dan lainnya tidak
dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibatnya. Karena siksaan, orang
merasa sakit, dan karena mersa sakit,
orang menderita. Atau sebaliknya, karena
penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami dan
penderitaan.
c. Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat
dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit
dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit,
dan penderitaan terdapat hubungan tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empt hal
itu merupakan rangkaian sebab akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh
karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa.
Berbicara dengan dosa berarti juga berbicara tentang kesalahan.
Dalam Al- Qur’an banyak ayat yang berisi
tentang siksaan dineraka atau ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain
surat Al- Fath ayat 6 yang artinya:
Dan supaya dia
menyiksa orang- orang yang munafik laki-laki dan perempuan, orang-orang yang
musyrik laki-laki dan perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadapAlloh.
Mereka mendapat gliran buruk. Alloh memurkai mereka, dan menyediakan neraka
jahanam baginya. Dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
2.3.
Penyebab Terjadinya Penderitaan
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
i.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitamya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia
supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah
yang dapat mempetbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk
itu manusia penyebabnya.
ii.
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan
/ azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat
penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan beriktu ini :
(1)Seorang anak lelaki buta sejak
dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat
dengan mata hatinya terang benderang. Kanena
kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas, dan akhimya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone
Perancis. Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen,
Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan
Mi. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan
memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan
pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita
dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan,
kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur,
karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
(3) Tenggelamnya Fir'aun di laut Merah seperti disebutkan dalam Al-Qur'an
adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang
yang angkuh dan sombong. Fir'aun adalah raja Mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir'aun bersama bala tentaranya
mengejar nabi Musa dan pengikut-pengikutnya
menyeberang laut Merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya
berlalu. Ketika Fir'aun dan tentaranya berada tepat di tengah belahan laut merah itu, seketika itu juga laut merah tertutup
lagi dan mereka semua tenggelam.
2.4.
Pengaruh
Penderitaan bagi Kehidupan Manusia
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa
"sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian
tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap
negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya
anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup
bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan
kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya
anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh
para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan pembahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang
lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
2.5.
Hubungan Antara Penderitaan, Media, dan Seniman
Dalam dunia
modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini
telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia
dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, reactor
nuklir, pabrik senjata dll merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan
manusia.
Beberapa sebab
lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam,
bencana perang, dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampumas Dua
di perairan Masalembo dan jatuhnya pesawat Hercules yang mengangkut para
perwira musa di Condet.
Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV, pesawat
radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari
jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk
berbuat sesuatu. Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat.dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasakan simpati.
DAFTAR PUSTAKA
Suyadi.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:
Penerbit Karunika, 1985
Mawardi. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu
sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar. Bandung: CV. Pustaka Setia.2000