Senin, 09 Januari 2012

regenerasi


ADA APA DENGAN REGENERASI KITA?
Oleh: Muhamad Fatih Sururi*)

Sebagaimana tertuang dalam Bab II dari Anggaran Dasar (AD) Gerakan Pramuka, bahwa Gerakan Pramuka bertujuan untuk mendidik  dan  membina  kaum  muda  Indonesia  guna mengembangkan  keimanan  dan  ketakwaan  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa. Berdasarkan tujuan tersebut maka Gerakan Pramuka mengembangkan suatu metode unik yang disebut metode kepramkaan. Metode ini digunakan untuk menyampaikan pendidikan kepramukaan dalam rangka mencapai tujuan yang mulia. Disamping metode, Gerakan Pramuka juga menerapkan sebuah sistem yang dikenal dengan sistem among.
Pada dasarnya metode kepramukaan dan sistem among tersebut merupakan salah bentuk usaha Gerakan Pramuka untuk menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan  tunas bangsa agar menjadi generasi yang  lebih baik,  bertanggungjawab,  mampu  membina  dan  mengisi  kemerdekaan  nasional serta membangun dunia yang lebih baik, sebagaimana tertulis dalam tugas pokoknya. Tugas pokok tersebut juga akan memberikan pengaruh besar terhadap generasi muda penerus perjuangan bangsa ini. Oleh karena itu, regenerasi selalu disiapkan oleh Gerakan Pramuka salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan kepramukaan kepada anggotanya yang diberikan sesuai dengan golongan umur masing-masing anggotanya. Dengan adanya penggolongan tersebut diharapkan pendidikan kepramukaan yang dapat diberikan kepada peserta didik dapat disesuaikan tingkat emosional dan kedewasaannya.
Pelaksanaan regenerasi tersebut juga tidak akan terlepas dari golongan yang ada dalam Gerakan Pramuka baik golongan siaga, penggalang, penegak maupun pandega. Bahkan dua golongan terakhir (penegak dan pandega) diharapkan mampu menjadi mobilisator untuk menjalankan program-program yang dicanangkan. Hal ini, diwujudkan dengan dibentuk berbagai wadah (kumpulan) untuk regenerasi bagi golongan penegak dan pandega mulai dari tingkat ranting (kecamatan) sampai dengan tingkat nasional (pusat), wadah tersebut bernama “Dewan Kerja”. Selain, keberadaan dewan kerja di masing-masing gugusdepan (pangkalan) terdapat “Dewan Ambalan” dan “Dewan Racana” yang merupakan wadah bagi golongan penegak dan pandega untuk menyalurkan kreatfitas dan hasil pemikirannya.
Hal tersebut tertulis dalam anggaran dasar (AD) Gerakan Pramuka bab V pasal 22 “Dewan  Kerja  merupakan  bagian  integral  dari  kwartir  yang  berfungsi  sebagai wahana  kaderisasi  kepemimpinan,  dan  bertugas  mengelola  kegiatan  Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega”.  Dari pasal 22 tersebut dijabarkan dalam anggaran rumah tangga (ART) Gerakan Pramuka bab VII pasal 45, “Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpimnan masa depan Gerakan Pramuka dan Bangsa, Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega merupakan bagian integral dari kwartir, bekedudukan sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan bersama kwartir menyusun kebijakan dan pengelolaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega”. Berdasar pada AD dan ART tentang keberadaan Dewan Kerja tersebut dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa Gerakan Pramuka telah menyiapkan penerus tampuk kepemimpinan.
Namun, dalam pelaksanaan regenerasi tersebut terkadang mengalami banyak permasalahan yang muncul baik secara personal maupun secara organisasi. Secara personal, kadang-kadang tidak sedikit dari anggota dewan kerja yang lebih mengutamakan ego dan kepentingan pribadinya dari pada keputusan dan kepentingan bersama dalam organisasi. Sehingga dalam pelaksanaan regenerasi mengalami hambatan dari faktor personal tersebut. Secara organisasi, anggota dewan kerja yang dipilih dan ditentukan berdasarkan tes, baik tes tulis yang berkaitan dengan admitratif maupun kemampuan dalam penguasaan teknik kepramukaan. Namun demikian, seringkali dalam pelaksanaan tugas yang diamanatkan kepada masing-masing personal tidak berjalan sesuai dengan apa yang digariskan bahkan terkesan terbengkalai. Hal ini disebabkan tidak semua jajaran anggota dewan kerja memiliki rasa tanggungjawab sepenuhnya terhadp tugas tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan dewan kerja di masing-masing tingkat kwartir, di gugus depan perguruan tinggi (gudep perti) juga memiliki pola tersendiri untuk melakukan regenerasi kepemimpinan. Dalam pelaksanaan regenerasi di gudep perti juga terdapat wadah atau himpunan yang disebut dewan ambalan dan dewan racana. Namun, tidak semua gudep perti memiliki dewan ambalan melainkan hanya memiliki dewan racana saja. Fenomena ini terjadi sebab sangat minimnya peminat Gerakan Pramuka di gudep perti, sehingga anggota Gerakan Pramuka di masing-masing gudep perti sangatlah terbatas jumlahnya. Parahnya lagi, tidak semua peminat Gerakan Pramuka di gudep perti memiliki basic sebagai seorang Pramuka pada sebelumnya. Hal ini berakibat pada tidak meratanya pengetahuan kepramukaan yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Berawal dari kuantitas anggota dan pengetahuan kepramukaan yang tidak merata tersebut sehingga komposisi dalam jajaran dewan racana terkadang mengalami kendala tersendiri.
Keadaan yang terjadi pada gudep perti ini merupakan kisah klasik yang akan selalu berulang jika para anggota yang berkecimpung di dalamnya tidak segera berbenah diri dan melaksanakan evaluasi sebagai usaha untuk regenerasi Gerakan Pramuka dan lebih menumbuhkembangkan Gerakan Pramuka yang ada di gudep perti. Selanjutnya, berbagai bentuk kegiatan yang menarik harus sesegera mungkin diadakan untuk menjadi daya tarik tersendiri bagi Gerakan Pramukan di gudep perti guna membumikan Gerakan Pramuka di gudep perti. Selain kegiatan yang dimaksudkan untuk menarik para mahasiswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan di gudep perti, para pramuka pandega yang terhimpun dalam racana pandega di bawah koordinasi dewan racana di masing-masing gudep perti juga harus siap untuk melakukan sosialisasi dan menjadi pembina pada setiap golongan yang berada di bawahnya baik golongan siaga, penggalang maupun penegak.
Bukan hanya mensosialisasikan dan menjadi pembina, baik dewan kerja maupun dewan racana dituntut untuk memunculkan ide kreratif dan inofasi dalam membuat berbagai kegiatan. Namun, berbagai kegiatan yang kreatif dan inofativ tidak akan berjalan lancar jika tidak ada dukungan dari seluruh pihak terutama para anggota dewasa. Oleh karena itu, seluruh elemen dalam struktur organiasasi Gerakan Pramuka mulai dari gudep sampai dengan tingkat nasional bertanggungjawab atas regenerasi untuk menumbuhkan tunas-tunas yang handal dan dapat meneruskan estafet kepemimpinan. Semoga Gerakan Pramuka dapat mewujudkan tujuannya yang sebagai mana termaktub dalam AD-ART. Salam Pramuka!
---&&&---

*) Penulis adalah anggota Racana Rasdin-Nasdin STKIP PGRI Jombang PTR Angkatan 2008
Tulisan ini penulis buat berdasarkan pengalaman dan pengamatan di lingkungan sekitar penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar