ADA APA DENGAN REGENERASI KITA?
Oleh: Muhamad Fatih Sururi*)
Sebagaimana tertuang dalam Bab II dari Anggaran Dasar
(AD) Gerakan Pramuka, bahwa Gerakan Pramuka bertujuan untuk mendidik dan
membina kaum muda
Indonesia guna mengembangkan keimanan
dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha
Esa. Berdasarkan tujuan tersebut maka Gerakan Pramuka mengembangkan
suatu metode unik yang disebut metode kepramkaan. Metode ini digunakan untuk menyampaikan
pendidikan kepramukaan dalam rangka mencapai tujuan yang mulia. Disamping
metode, Gerakan Pramuka juga menerapkan sebuah sistem yang dikenal dengan
sistem among.
Pada dasarnya metode kepramukaan dan sistem among
tersebut merupakan salah bentuk usaha Gerakan Pramuka untuk menyelenggarakan
kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan
tunas bangsa agar menjadi generasi yang
lebih baik,
bertanggungjawab, mampu membina
dan mengisi kemerdekaan
nasional serta membangun dunia yang lebih baik, sebagaimana tertulis
dalam tugas pokoknya. Tugas pokok tersebut juga akan memberikan pengaruh besar
terhadap generasi muda penerus perjuangan bangsa ini. Oleh karena itu,
regenerasi selalu disiapkan oleh Gerakan Pramuka salah satunya adalah dengan
memberikan pendidikan kepramukaan kepada anggotanya yang diberikan sesuai
dengan golongan umur masing-masing anggotanya. Dengan adanya penggolongan
tersebut diharapkan pendidikan kepramukaan yang dapat diberikan kepada peserta
didik dapat disesuaikan tingkat emosional dan kedewasaannya.
Pelaksanaan regenerasi tersebut juga tidak akan terlepas
dari golongan yang ada dalam Gerakan Pramuka baik golongan siaga, penggalang,
penegak maupun pandega. Bahkan dua golongan terakhir (penegak dan pandega) diharapkan
mampu menjadi mobilisator untuk menjalankan program-program yang dicanangkan. Hal
ini, diwujudkan dengan dibentuk berbagai wadah (kumpulan) untuk regenerasi bagi
golongan penegak dan pandega mulai dari tingkat ranting (kecamatan) sampai
dengan tingkat nasional (pusat), wadah tersebut bernama “Dewan Kerja”. Selain,
keberadaan dewan kerja di masing-masing gugusdepan (pangkalan) terdapat “Dewan
Ambalan” dan “Dewan Racana” yang merupakan wadah bagi golongan penegak dan
pandega untuk menyalurkan kreatfitas dan hasil pemikirannya.
Hal tersebut tertulis dalam anggaran dasar (AD) Gerakan
Pramuka bab V pasal 22 “Dewan Kerja merupakan
bagian integral dari
kwartir yang berfungsi
sebagai wahana kaderisasi kepemimpinan,
dan bertugas mengelola
kegiatan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega”. Dari pasal 22 tersebut
dijabarkan dalam anggaran rumah tangga (ART) Gerakan Pramuka bab VII pasal 45, “Dewan
Kerja Pramuka Penegak dan Pandega adalah wadah pembinaan dan pengembangan
kaderisasi kepemimpimnan masa depan Gerakan Pramuka dan Bangsa, Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan Pandega merupakan bagian integral dari kwartir, bekedudukan
sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan bersama
kwartir menyusun kebijakan dan pengelolaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega”.
Berdasar pada AD dan ART tentang keberadaan Dewan Kerja tersebut dapat kita
ambil sebuah kesimpulan bahwa Gerakan Pramuka telah menyiapkan penerus tampuk
kepemimpinan.
Namun, dalam pelaksanaan regenerasi tersebut terkadang
mengalami banyak permasalahan yang muncul baik secara personal maupun secara organisasi.
Secara personal, kadang-kadang tidak sedikit dari anggota dewan kerja yang
lebih mengutamakan ego dan kepentingan pribadinya dari pada keputusan dan
kepentingan bersama dalam organisasi. Sehingga dalam pelaksanaan regenerasi
mengalami hambatan dari faktor personal tersebut. Secara organisasi, anggota
dewan kerja yang dipilih dan ditentukan berdasarkan tes, baik tes tulis yang
berkaitan dengan admitratif maupun kemampuan dalam penguasaan teknik
kepramukaan. Namun demikian, seringkali dalam pelaksanaan tugas yang
diamanatkan kepada masing-masing personal tidak berjalan sesuai dengan apa yang
digariskan bahkan terkesan terbengkalai. Hal ini disebabkan tidak semua jajaran
anggota dewan kerja memiliki rasa tanggungjawab sepenuhnya terhadp tugas
tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan dewan kerja di masing-masing
tingkat kwartir, di gugus depan perguruan tinggi (gudep perti) juga memiliki
pola tersendiri untuk melakukan regenerasi kepemimpinan. Dalam pelaksanaan
regenerasi di gudep perti juga terdapat wadah atau himpunan yang disebut dewan
ambalan dan dewan racana. Namun, tidak semua gudep perti memiliki dewan ambalan
melainkan hanya memiliki dewan racana saja. Fenomena ini terjadi sebab sangat
minimnya peminat Gerakan Pramuka di gudep perti, sehingga anggota Gerakan
Pramuka di masing-masing gudep perti sangatlah terbatas jumlahnya. Parahnya
lagi, tidak semua peminat Gerakan Pramuka di gudep perti memiliki basic
sebagai seorang Pramuka pada sebelumnya. Hal ini berakibat pada tidak meratanya
pengetahuan kepramukaan yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Berawal dari kuantitas
anggota dan pengetahuan kepramukaan yang tidak merata tersebut sehingga
komposisi dalam jajaran dewan racana terkadang mengalami kendala tersendiri.
Keadaan yang terjadi pada gudep perti ini merupakan kisah
klasik yang akan selalu berulang jika para anggota yang berkecimpung di
dalamnya tidak segera berbenah diri dan melaksanakan evaluasi sebagai usaha untuk
regenerasi Gerakan Pramuka dan lebih menumbuhkembangkan Gerakan Pramuka yang
ada di gudep perti. Selanjutnya, berbagai bentuk kegiatan yang menarik harus
sesegera mungkin diadakan untuk menjadi daya tarik tersendiri bagi Gerakan
Pramukan di gudep perti guna membumikan Gerakan Pramuka di gudep perti. Selain
kegiatan yang dimaksudkan untuk menarik para mahasiswa untuk mengikuti kegiatan
kepramukaan di gudep perti, para pramuka pandega yang terhimpun dalam racana
pandega di bawah koordinasi dewan racana di masing-masing gudep perti juga
harus siap untuk melakukan sosialisasi dan menjadi pembina pada setiap golongan
yang berada di bawahnya baik golongan siaga, penggalang maupun penegak.
Bukan hanya mensosialisasikan dan menjadi pembina, baik
dewan kerja maupun dewan racana dituntut untuk memunculkan ide kreratif dan
inofasi dalam membuat berbagai kegiatan. Namun, berbagai kegiatan yang kreatif
dan inofativ tidak akan berjalan lancar jika tidak ada dukungan dari seluruh
pihak terutama para anggota dewasa. Oleh karena itu, seluruh elemen dalam
struktur organiasasi Gerakan Pramuka mulai dari gudep sampai dengan tingkat
nasional bertanggungjawab atas regenerasi untuk menumbuhkan tunas-tunas yang
handal dan dapat meneruskan estafet kepemimpinan. Semoga Gerakan Pramuka dapat
mewujudkan tujuannya yang sebagai mana termaktub dalam AD-ART. Salam Pramuka!
---&&&---
*) Penulis adalah anggota Racana Rasdin-Nasdin
STKIP PGRI Jombang PTR Angkatan 2008
Tulisan ini penulis buat berdasarkan pengalaman dan pengamatan di lingkungan sekitar penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar